Social Icons

K3 di Industri Perminyakan

Proses Pengolahan Minyak Bumi Minyak Mentah dan Komposisinya


Proses Pengolahan Minyak Bumi dan Minyak Mentah dan Komposisinya - Proses pengolahan fosil hewan menjadi minyak melewati beberapa tahap yang cukup panjang. Mula-mula, para ahli melakukan eksplorasi, yaitu kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan mendapatkan perkiraan cadangan minyak bumi. Pada umumnya, mereka membuat peta topografi dengan pemotretan dari udara. Setelah daerah-daerah yang akan diselidiki ditetapkan, para ahli bumi (geologi) mencari contoh-contoh batu atau lapisan batu yang muncul dari permukaan karang atau tebing-tebing untuk diperiksa di laboratorium.



Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan penyelidikan geofisika. Caranya dengan membuat gempa kecil atau getaran-getaran di bawah tanah (kegiatan seismik). Gelombang-gelombang getaran dari ledakan ini turun ke bawah dan memantul kembali ke permukaan bumi. Dengan cara ini, lokasi yang mengandung minyak bumi dapat diperkirakan secara ilmiah. Pada daerah lapisan bawah tanah yang tak berpori tersebut dikenal dengan nama antiklinal atau cekungan. Daerah cekungan ini terdiri dari beberapa lapisan, lapisan yang paling bawah berupa air, lapisan di atasnya berisi minyak, sedang di atas minyak bumi tersebut terdapat rongga yang berisi gas alam. Jika cekungan mengandung minyak bumi dalam jumlah besar, maka pengambilan dilakukan dengan jalan pengeboran.

Setelah menentukan lokasi yang diperkirakan mengandung minyak bumi, tahapan selanjutnya adalah melakukan kegiatan eksploitasi. Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan minyak bumi. Kegiatan ini terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian minyak. Pengeboran sumber minyak bumi menghasilkan minyak mentah yang harus diproses lagi.

Proses pengeboran minyak bumi dan gas alam tersebut digambarkan sebagai berikut.
Selain minyak mentah, terdapat juga air dan senyawa pengotor lainnya. Zat-zat selain minyak mentah dipisahkan terlebih dahulu sebelum dilakukan proses selanjutnya. Kandungan utama minyak mentah hasil pengeboran merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon. Adapun senyawa lain, seperti sulfur, nitrogen, dan oksigen hanya terdapat dalam jumlah sedikit. Tabel berikut menunjukkan persentase komposisi senyawa yang terkandung dalam minyak mentah (crude oil).

Tabel 1. Persentase Komposisi Senyawa dalam Minyak Bumi Mentah

Kelompok
Unsur
Karbon
84%
Hidrogen
14%
Sulfur
Antara 1 hingga 3% 
Nitrogen
Kurang dari 1%
Oksigen
Kurang dari 1%
Logam
Kurang dari 1%
Garam
Kurang dari 1%

Campuran hidrokarbon dalam minyak mentah terdiri atas berbagai senyawa hidrokarbon, misalnya senyawa alkana, aromatik, naftalena, alkena, dan alkuna. Senyawa-senyawa ini memiliki panjang rantai dan titik didih yang berbeda-beda. Semakin panjang rantai karbon yang dimilikinya, semakin tinggi titik didihnya. Agar dapat digunakan untuk berbagai keperluan, komponen-komponen minyak mentah harus dipisahkan berdasarkan titik didihnya. Metode yang digunakan adalah distilasi bertingkat. Menurut Anda, adakah metode pemisahan selain distilasi? Gambar berikut menunjukkan fraksi-fraksi hasil pengolahan menggunakan metode distilasi bertingkat.

Tahapan Lengkap Pengolahan Minyak Mentah [2]

Minyak mentah (crude oil) yang diperoleh dari hasil pengeboran minyak bumi belum dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara langsung. Hal itu karena minyak bumi masih merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon, khususnya komponen utama hidrokarbon alifatik dari rantai C yang sederhana/pendek sampai ke rantai C yang banyak/panjang, dan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon.

Untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon, maka pada minyak mentah ditambahkan asam dan basa.

Minyak mentah yang berupa cairan pada suhu dan tekanan atmosfer biasa, memiliki titik didih persenyawan-persenyawaan hidrokarbon yang berkisar dari suhu yang sangat rendah sampai suhu yang sangat tinggi. Dalam hal ini, titik didih hidrokarbon (alkana) meningkat dengan bertambahnya jumlah atom C dalam molekulnya.

Dengan memperhatikan perbedaan titik didih dari komponen-komponen minyak bumi, maka dilakukanlah pemisahan minyak mentah menjadi sejumlah fraksi-fraksi melalui proses distilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah proses distilasi (penyulingan) dengan menggunakan tahap-tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai trayek titik didih campuran yang diinginkan, sehingga proses pengembunan terjadi pada beberapa tahap/beberapa fraksi tadi. Cara seperti ini disebut fraksionasi.

Minyak mentah tidak dapat dipisahkan ke dalam komponen-komponen murni (senyawa tunggal). Hal itu tidak mungkin dilakukan karena tidak praktis, dan mengingat bahwa minyak bumi mengandung banyak senyawa hidrokarbon maupun senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon. Dalam hal ini senyawa hidrokarbon memiliki isomerisomer dengan titik didih yang berdekatan. Oleh karena itu, pemisahan minyak mentah dilakukan dengan proses distilasi bertingkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari destilat minyak bumi ialah campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu.

a. Pengolahan tahap pertama (primary process)

Pengolahan tahap pertama ini berlangsung melalui proses distilasi bertingkat, yaitu pemisahan minyak bumi ke dalam fraksi-fraksinya berdasarkan titik didih masing-masing fraksi.

Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut menara gelembung. Makin ke atas, suhu dalam menara fraksionasi itu makin rendah. Hal itu menyebabkan komponen dengan titik didih lebih tinggi akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian seterusnya, sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.

Perhatikan diagram fraksionasi minyak bumi pada gambar 2 di atas.

Hasil-hasil frasionasi minyak bumi yaitu sebagai berikut.

1) Fraksi pertama

Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling ringan. Minyak bumi dengan titik didih di bawah 30 oC, berarti pada suhu kamar berupa gas. Gas pada kolom ini ialah gas yang tadinya terlarut dalam minyak mentah, sedangkan gas yang tidak terlarut dipisahkan pada waktu pengeboran.

Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang mengandung komponen utama propana  (C3H8) dan butana (C4H10), dan LPG (Liquid Petroleum Gas) yang mengandung metana (CH4)dan etana (C2H6).

2) Fraksi kedua

Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil 90 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendinginan dengan suhu 30 oC – 90 oC. Pada trayek ini, petroleum eter (bensin ringan) akan mencair dan keluar ke penampungan petroleum eter. Petroleum eter merupakan campuran alkana dengan rantai C5H12 – C6H14.

3) Fraksi Ketiga

Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 175 oC , masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 90 oC – 175 oC. Pada trayek ini, bensin akan mencair dan keluar ke penampungan bensin. Bensin merupakan campuran alkana dengan rantai C6H14–C9H20.

4) Fraksi keempat

Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 200 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC - 200 oC. Pada trayek ini, nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar ke penampungan nafta. Nafta merupakan campuran alkana dengan rantai C9H20–C12H26.

5) Fraksi kelima

Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 275 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC - 275 oC. Pada trayek ini, kerosin (minyak tanah) akan mencair dan keluar ke penampungan kerosin. Minyak tanah (kerosin) merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26–C15H32.

6) Fraksi keenam

Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 375 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 250 oC - 375 oC. Pada trayek ini minyak gas (minyak solar) akan mencair dan keluar ke penampungan minyak gas (minyak solar). Minyak solar merupakan campuran alkana dengan rantai C15H32–C16H34.

7) Fraksi ketujuh

Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu tinggi, yaitu di atas 375 oC, sehingga akan terjadi penguapan.

Pada trayek ini dihasilkan residu yang tidak menguap dan residu yang menguap. Residu yang tidak menguap berasal dari minyak yang tidak menguap, seperti aspal dan arang minyak bumi. Adapun residu yang menguap berasal dari minyak yang menguap, yang masuk ke kolom pendingin dengan suhu 375 oC. Minyak pelumas (C16H34–C20H42) digunakan untuk pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44–C24H50) untuk membuat lilin, dan aspal (rantai C lebih besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya.

b. Pengolahan tahap kedua

Pengolahan tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil-hasil unit pengolahan tahapan pertama. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk mendapatkan dan menghasilkan berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non bahan bakar minyak (non BBM) dalam jumlah besar dan mutu yang lebih baik, yang sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar.

Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat berupa pemecahan molekul (proses cracking), penggabungan molekul (proses polymerisasi, alkilasi), atau perubahan struktur molekul (proses reforming).

Proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses seperti di bawah ini.

1) Konversi struktur kimia

Dalam proses ini, suatu senyawa hidrokarbon diubah menjadi senyawa hidrokarbon lain melalui proses kimia.

a) Perengkahan (cracking)

Dalam proses ini, molekul hidrokarbon besar dipecah menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil sehingga memiliki titik didih lebih rendah dan stabil.

Caranya dapat dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:

• Perengkahan termal; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan suhu dan tekanan tinggi saja.
• Perengkahan katalitik; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan panas dan katalisator untuk mengubah distilat yang memiliki titik didih tinggi menjadi bensin dan karosin. Proses ini juga akan menghasilkan butana dan gas lainnya.
• Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking); yaitu proses perengkahan yang merupakan kombinasi perengkahan termal dan katalitik dengan "menyuntikkan" hidrogen pada molekul fraksi hidrokarbon tidak jenuh.

Dengan cara seperti ini, maka dari minyak bumi dapat dihasilkan elpiji, nafta, karosin, avtur, dan solar. Jumlah yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik dibandingkan dengan proses perengkahan termal atau perengkahan katalitik saja.

Selain itu, jumlah residunya akan berkurang.

b) Alkilasi

Alkilasi adalah suatu proses penggabungan dua macam hidrokarbon isoparafin secara kimia menjadi alkilat yang memiliki nilai oktan tinggi. Alkilat ini dapat dijadikan bensin atau avgas.

c) Polimerisasi

Polimerisasi adalah penggabungan dua molekul atau lebih untuk membentuk molekul tunggal yang disebut polimer. Tujuan polimerisasi ini ialah untuk menggabungkan molekul-molekul hidrokarbon dalam bentuk gas (etilen, propena) menjadi senyawa nafta ringan.

d) Reformasi

Reformasi adalah proses yang berupa perengkahan termal ringan dari nafta untuk mendapatkan produk yang lebih mudah menguap seperti olefin dengan angka oktan yang lebih tinggi. Di samping itu, dapat pula berupa konversi katalitik komponen-komponen nafta untuk menghasilkan aromatik dengan angka oktan yang lebih tinggi.

e) Isomerisasi

Dalam proses ini, susunan dasar atom dalam molekul diubah tanpa menambah atau mengurangi bagian asal. Hidrokarbon garis lurus diubah menjadi hidrokarbon garis bercabang yang memiliki angka oktan lebih tinggi. Dengan proses ini, n-butana dapat diubah menjadi isobutana yang dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam proses alkilasi.

2) Proses ekstraksi

Melalui proses ini, dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan daya larut fraksifraksi minyak dalam bahan pelarut (solvent) seperti SO2, furfural, dan sebagainya. Dengan proses ini, volume produk yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik bila dibandingkan dengan proses distilasi saja.

3) Proses kristalisasi

Pada proses ini, fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar perbedaan titik cair (melting point) masing-masing. Dari solar yang mengandung banyak parafin, melalui proses pendinginan, penekanan dan penyaringan, dapat dihasilkan lilin dan minyak filter. Pada hampir setiap proses pengolahan, dapat diperoleh produk-produk lain sebagai produk tambahan. Produk-produk ini dapat dijadikan bahan dasar petrokimia yang diperlukan untuk pembuatan bahan plastik, bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga, dan berbagai hasil petrokimia lainnya.

4) Membersihkan produk dari kontaminasi (treating)

Hasil-hasil minyak yang telah diperoleh melalui proses pengolahan tahap pertama dan proses pengolahan lanjutan sering mengalami kontaminasi dengan zat-zat yang merugikan seperti persenyawaan yang korosif atau yang berbau tidak sedap. Kontaminan ini harus dibersihkan misalnya dengan menggunakan caustic soda, tanah liat, atau proses hidrogenasi.

Proses pengolahan minyak mentah menjadi fraksi-fraksi minyak bumi yang bermanfaat dilakukan di kilang minyak (oil refinery). Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, antara lain:
  1. kilang minyak Cilacap, Jawa Tengah (Kapasitas 350 ribu barel/hari);
  2. kilang minyak Balongan, Jawa Tengah (Kapasitas 125 ribu barel/hari);
  3. kilang minyak Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas 240 ribu barel/hari);
  4. kilang minyak Dumai, Riau;
  5. kilang minyak Plaju, Sumatra Selatan;
  6. kilang minyak Pangkalan Brandan, Sumatra Utara; dan
  7. kilang minyak Sorong, Papua.
Kasus-Kasus Kecelakaan Kerja yang Terjadi di industri perminyakan:
Tanggal 3 Maret 2010 di sebuah instalasi pemboran lepas pantai telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang Roustabout meninggal dunia. Kecelakaan terjadi ketika sedang mengeluarkan drill colar dari dalam box penyimpanan dengan bantuan alat angkat (crane).
Kronologi kecelakaan:
  • Drill Colar (DC) adalah salah satu rangkaian pipa bor yang dipasang di atas pahat. Gunanya sebagai pemberat, sehingga pemboran lebih mudah untuk menembus lapisan tanah.
  • Biasanya drill colar diletakkan di atas rak pipa atau disimpan dalam sebuah kotak.
  • Pada instalasi pemboran di lepas pantai yang tempatnya serba terbatas, drill colar disimpan di dalam kotak.
  • Untuk mengeluarkan drill colar dari dalam kotak tidak mungkin diangkat oleh manusia, karena drill colar sangat berat, sehingga digunakan pesawat angkat.
  • Cara mengangkatnya dengan kawat baja (sling) yang diujungnya dipasang pengait.
  • Pengait dicantolkan di kedua ujung pipa (dc), kemudian diangkat dengan pesawat angkat (crane).
  • Pada saat pengangkatan inilah terjadi kecelakaan, dimana posisi sling tidak center dengan pipa, sehingga pipa terayun dan ujungnya menumbur perut seorang Roustabout yang berada di dekatnya.

Sebab-sebab kecelakaan :
  • Posisi sling tidak center dengan drill colar yang diangkat, sehingga bergeser pada titik imbangnya.
  • Posisi korban yang tidak tepat, sehingga terbentur oleh drill colar yang terayun.
  • Korban kurang paham atas aspek keselamatan kerja pada pengangkatan barang dengan crane.
  • Korban tidak paham pada aspek keselamatan kerja karena kurangnya sosialisasi prosedur pengangkatan dengan crane.
Saran-saran :
  • Semua pekerja yang terlibat dalam pekerjaan harus diberikan petunjuk keselamatan (safety talk) termasuk bahaya-bahaya yang mungkin terjadi.
  • Prosedur kerja dalam hal ini mengangkat barang dengan crane harus disosialisasikan kepada para pekerja yang terlibat.
  • Semua pekerja harus dilengkapi dengan Personal Protection Equipment dan dipakai saat bekerja.

SURGE TANK TUMBANG MENIMPA COMPANYMAN
Pada hari Rabu tanggal 9 Juni 2010 terjadi peristiwa kecelakaan yang menimpa seorang Companyman di lokasi pemboran minyak dan gas bumi, yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Kronologi:
  • Saat proses mixing cement di surge tank independent (kaki 3), surge tank tidak mempunyai skit dan diganjal dengan kayu eks palet, tangki goyang dan kaki surge tank bergeser meleset dari ganjalan, kemudian amblas, sehingga surge tank roboh menimpa korban.
  • Korban berada di sekitar surge tank yang roboh sedang mengawasi pekerjaan mud boy yang sedang menimbang berat sampel cement.
  • Sebagai informasi surge tank tersebut didesign untuk dipasang di anjungan lepas pantai, dimana kaki-kakinya dilas pada sebuah deck. Kaki surge tank terbuat dari besi pipa. Karena kebutuhan, surge tank dibawa ke sebuah lokasi pemboran darat dan hanya diganjal dengan kayu, tidak dilas pada alas yang terbuat dari plat.
Penyebab kecelakaan :
  • Penggunaan surge tank di darat tidak sesuai dengan peruntukannya
  • Surge tank tidak dimodifikasi untuk digunakan di darat.
  • Posisi korban kurang beruntung, berada pada jangkauan jatuhnya surge tank
Saran-saran :
  • Pengawasan lebih ketat terhadap alat-alat yang akan digunakan di lapangan
  • Gunakan alat yang sesuai dengan peruntukannya
  • Melengkapi surge tank dengan guy line
  • Melengkapi surge tank dengan alas yang memadai

PEKERJA TERTIMPA TUBING BOWL
Tanggal 5 Juli 2010 telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang pekerja perawatan sumur luka berat dan akhirnya meninggal dunia setelah dirawat secara intensif selama 10 hari di rumah sakit.
Kronologi :
  • Pekerjaan yang dilakukan adalah perawatan sumur
  • Ketika mencabut tubing bowl, tiba-tiba tubing terlepas dari elevator dan menimpa korban
  • Posisi korban berada di sekitar rak pipa
Penyebab kecelakaan :
  • Lock elevator tidak berfungsi dengan baik
  • Kurangnya pemeriksaan teknis terhadap elevator.
Saran-saran
  • Memeriksa secara teknis terhadap peralatan elevator, termasuk alat penguncinya.
  • Membuat prosedur kerja dan disosialisasikan kepada seluruh pekerja
  • Meningkatkan safety meeting kepada seluruh pekerja

FLOORMAN TERTIMPA ELEVATOR

Tanggal 1 Desember 2010 di sebuah pemboran sumur darat, terjadi kecelakaan yang mengakibatkan seorang Floorman meninggal dunia akibat kejatuhan DP Elevator yang lepas dari travelling block. Hasil pemeriksaan dokter, korban menderita patah tangan dan kaki kiri, tiga jari kaki kiri putus dan kepala bagian belakang kiri retak. Darah keluar dari telinga, mulut dan hidung korban.
Kronologi :
  • Pekerjaan saat itu adalah mencabut pahat 12 ¼” dengan DP 5” dari kedalaman 748 meter hingga 667 meter.
  • Saat akan melepas sambungan satu stand DP 5”, elevator ikut berputar, akibatnya dua buah safety pin putus dan elevator jatuh dari ketinggian 30 meter (1 stand atau 3 joint).
  • Elevator yang digunakan jenis side door.
  • Korban yang berada di lantai bor tertimpa oleh elevator tersebut.
Sebab kecelakaan :
  • Elevator jatuh karena terlepas dari link dan drill pipe
  • Elevator terlepas dari link karena putusnya dua buah safety pin
  • Elevator terlepas dari rangkaian DP karena pintu elevator terbuka akibat kejutan/hentakan keras pada saat elevator ikut berputar
  • Putusnya kedua safety pin karena elevator ikut berputar pada saat DP diputar dengan power tong.
  • Elevator ikut berputar karena elevator masih mengikat/menjepit drill pipe meskipun slip sudah dipasang.
Saran-saran :
  • Mengganti elevator jenis side door dengan center latch.
  • Melakukan pemeriksaan teknis atas elevator
  • Membuat prosedur kerja yang aman dan disosialisasikan kepada semua pekerja.
  • Melakukan pemeriksaan teknis terhadap semua peralatan rig yang kritis
  • Melengkapi dokumen teknis atas peralatan sesuai standard dan manual masing-masing peralatan.

KEBAKARAN KAPAL

Tanggal 26 Oktober 2010 telah terjadi kebakaran sebuah kapal (Tug Boat) di perairan Kalimantan Timur. Kebakaran tersebut mencederai 3 pekerja yang ada di dalam kapal tersebut dan dua orang diantaranya meninggal dunia.
Kronologi :
  • Kapal digunakan untuk mengantarkan petugas ke sebuah anjungan untuk sesuatu pekerjaan.
  • Selesai mengantar petugas, kapal menjauh dari anjungan menunggu perintah selanjutnya.
  • Sambil menunggu perintah lebih lanjut, tiga orang krew kapal melakukan kegiatan di dalam ruang mesin.
  • Terjadi kebakaran yang mencederai tiga orang yang berada di dalam ruang mesin.
Sebab-sebab kebakaran :
  • Kebakaran diduga adanya uap bahan bakar minyak (solar dan kondensat) yang terakumulasi di dalam ruang mesin.
  • Uap bahan bakar minyak berasal dari cadangan bahan bakar yang didimpan di dalam jerigen, tetapi tidak tertutup.
  • Sumber api diperkirakan dari api terbuka, karena ditemukan puntung rokok di saluran pembuangan air di dalam ruang mesin.
  • Ada indikasi pencampuran solar dengan kondensat sebagai bahan bakar mesin kapal.
  • Kondensat didapatkan dari hasil mencuri di sumur migas.
Saran perbaikan :
  • Melakukan pemeriksaan teknis sesuai peraturan dan standrad yang diacu terhadap kapal-kapal yang dioperasikan.
  • Melakukan tindakan tegas terhadap pemilik kapal, jika ternyata melakukan pelanggaran ditatainya peraturan yang berlaku.
  • Melakukan sosialisasi secara berkala atas keselamatan penanganan bahan bakar minyak.
  • Melaporkan tindak pidana pencurian kondensat kepada pihak yang berwajib.

TERPERANGKAP DALAM TANGKI UNLOADING NITROGEN

Tanggal 31 Mei 2010 telah terjadi kecelakaan yang sangat tragis, dimana lima orang terperangkap di dalam sebuah tangki undloading nitrogen. Empat orang diantaranya meninggal dunia dan satu orang dapat diselamatkan.
Kronologi :
  • Pekerjaan yang dilakukan adalah fracturing sumur minyak.
  • Sekitar pukul 15.00 seorang pekerja kontraktor berlari ke arah portacamp sambil minta tolong bahwa ada lima orang  pinGsan di dalam tangki amblasan.
  • Pekerjaan dihentikan, semua crew menolong mengangkat kelima orang yang pingsan di dalam tangki.
  • Korban pertama yang berhasil diangkat adalah orang yang terakhir masuk ke dalam tangki, akhirnya dapat diselamatkan.
  • Empat orang yang lain dalam kondisi kritis, segera dievakuasi ke Puskesma/Rumah sakit terdekat, namun akhirnya semua meninggal dunia.
Sebab-sebab kecelakaan :
  • Tangki tersebut untuk menampung unloading nitrogen dan cairan yang keluar dari dalam sumur.
  • Tangki berbentuk persegi panjang dan lobang tangki berukuran 40 cm X 40 cm terletak di bagian sudut atas tangki.
  • Orang yang pertama masuk ke dalam tangki diduga mengambil sesuatu barang miliknya yang terjatuh ke dalam tangki.
  • Korban-korban berikutnya adalah orang-orang yang berusaha untuk menolong korban pertama.
  • Para korban diduga kekurangan oksigen, dimana di dalam tangki tersebut banyak berisi nitrogen.
  • Ketidaktahuan korban tentang bahaya gas nitrogen dan tidak mengerti prosedur memasuki ruang terbatas.
Saran-saran :
  • Memberitahukan kepada seluruh pekerja tentang bahaya bahan kimia.
  • Melakukan pelatihan dan pemahaman mengenai prosedur masuk kedalam ruang terbatas (confined space).

RAHANG TERPUKUL CROSS JOINT

Tanggal 5 September 2010 terjadi kecelakaan disebuah lokasi pemboran sumur minyak, yang menimpa seorang mekanik sebuah perusahaan jasa pengeboran minyak, dimana rahang korban terpukul oleh cross joint mesin pengeboran (engine draw work) yang patah.
Kronologi :
  • Pekerjaan yang dilakukan ketika itu adalah persiapan pengeboran sumur minyak dengan instalasi pengeboran (rig) darat.
  • Rig dilengkapi dengan tiga buah mesin, dimana ke tiga mesin tersebut belum siap untuk dioperasikan karena alat penunjang seperti baut pengikatnya dan tutup pengaman cross joint belum terpasang.
  • Korban sebagai mekanik melakukan running test terhadap Engine Draw Work No. 1.
  • Karena baut pengikat belum terpasang, mengakibatkan mesin bergeser dan membuat cross joint antara engine draw work dan gear box patah, terlempar menghantam rahang korban.
Sebab-sebab Kecelakaan :
  • Standard Operating Proceure, Perintantah Kerja dan Job Safety Analisys tidak tersedia.
  • Engine belum dilengkapi baut pengikat dan tutup cross joint.
  • Tidak terpasang LOTO pada control panel
  • Belum dilakukan inspeksi secara menyeluruh terhadap peralatan rig.
  • Tidak ada pengawasan oleh Rig Superintendent saat pengetesan mesin.
Saran-saran :
  • Pengetesan engine harus dilengkapi SOP dan JSA terlebih dahulu.
  • Semua peralatan penunjang seperti baut pengikat, tutup cross joint dan mufler harus dipasang sebelum dilakukan tes engine.
  • Rig Sup dan safety Officer harus melakukan pengecekan sebelum menjalankan mesin-mesin.
  • Melengkapi tanda Log Out Tag Out (LOTO) pada control panel.
  • Safety meeting dan safety talk dilakukan sebelum melaksanakan pekerjaan yang berisiko tinggi.

Trailer Masuk Jurang, Sopir dan Kernet Meninggal di Tempat Kejadian
Tanggal 10 Desember 2010 di jalan lintas Trans Sulawesi terjadi kecelakaan lalu lintas, dimana sebuah trailer yang membawa peralatan pengeboran berupa Cementing Pumping Unit mengalami kecelakaan masuk ke dalam jurang sehingga pengemudi dan kernetnya meninggal di tempat kejadian.
Kronologi :
  • Untuk mengangkut peralatan pengeboran dari sebuah pelabuhan menuju lokasi pemboran digunakan lima unit trailer.
  • Perjalanan ke lima unit trailer dikawal oleh Polisi dari Polres setempat.
  • Saat melewati jalan yang menurun tajam dan berbelok ke kiri, pengemudi trailer tidak mampu mengusasi kendaraan, sehingga masuk ke dalam jurang sedalam 10-15 meter.
  • Kondisi trailer rusak berat, pengemudi dan kernet meninggal di tempat kejadian.
Sebab Kecelakaan :
  • Kondisi jalan yang menurun tajam dan berbelok.
  • Pengemudi tidak mampu menguasasi kendaraan.
Saran-saran :
  • Lebih berhati-hati dalam melakukan pengangkutan alat-alat berat terlebih pada jalan yang naik/turun.
  • Melakukan sosialisasi cara-cara mengemudi yang aman terhadap pengemudi sebelum melakukan pengangkutan barang.

Jatuh Ke Sungai

Tanggal 24 Desember 2010 seorang pekerja rintis pada kegiatan penyelidikan seismik, terjatuh ke sungai saat menaiki kapal ketika akan kembali ke Field camp.
Kronologi :
Image result for confined space
  • Crew rintis dari sebuah perusahaan jasa seismik baru saja selesai melaksanakan tugasnya di lapangan.
  • Karena hari sodah sore, crew harus kembali ke field camp untuk beristirahat.
  • Alat angkut yang digunakan untuk  mengangkut para pekerja adalah sebuah kapal.
  • Korban sudah berada di datas kapal, ketika akan mengambil sebuah baju pelampung di atap kapal melalui sisi kiri kapal, korban terjatuh kesungai dan tenggelam.
  • Korban ditemukan keesokan harinya dalam kondisi meninggal dunia.
Sebab Kecelakaan :
  • Tidak mengikuti SOP transportasi air
  • Saat naik kapal tidak mengenakan baju pelampung
Saran-saran :
  • Semua pekerja harus mematuhi prosedur transportasi air
  • Memakai baju pelampung sebelum naik ke kapal dan dibuka saat sudah berada di darat.
  • Keselamatan transportasi air harus disosialisasikan kepada semua pekerja.
  • Sebelum memakai baju pelampung tidak diizinkan naik ke kapal
Image result for confined space
Sekedar Info, bagi perusahaan yang sedang membutuhkan tenaga Health Safety Environment (HSE) yang telah bersertifikasi, bisa menghubungi kami di 085-747-314-100 (Edy Kurniawan). Atau bisa juga melalui email edy1033@gmail.com

1 komentar:

  1. Bantu buat Kartu Kredit dengan beragam fasilitas dan diskon, free iuran tahun pertama di manapun anda berada di seluruh pelosok nusantara Kartu Kredit BNI, adalah Kartu Kredit BNI MasterCard dan BNI VISA, baik Kartu Biru, Emas
    maupun Platinum berikut Kartu Tambahannya.
    100% berkas aman cukup fc ktp.slip
    gaji/skp kartu kredit npwp
    khusus karyawan gaji min 3 jt perbulan.owner lampirkan fc ktp siup dan npwp bila memiliki kartu kredit bisa dilampirkan
    proses maks 10 hari kerja.Diskon 15% untuk makanan dan minuman dengan minimum transaksi Rp 150.000,- dan maksimum transaksi Rp 2.000.000,-.
    Diskon 20% untuk menu makanan Hot Kitchen (tidak termasuk Toast/Honey Toast/Beverage) dengan minimum transaksi Rp 150.000.- dan maksimum transaksi Rp 2.000.000,- (sebelum diskon, pajak dan servis).
    Garuda Indonesia Travel Fair 2014, bekerja sama dengan Garuda Indonesia, one stop shopping untuk paket wisata Anda dengan harga spesial menggunakan Kartu Kredit dan Kartu Debit BNI.
    Diskon cicilan 0% selama 3 & 6 bulan atau cicilan bunga ringan 0,8% selama 9 & 12 bulan dengan transaksi minimum Rp 1.000.000,-
    Hemat hingga 50% atau maksimum Rp 1.000.000,- berminat hubungi
    chairul sarto utomo via sms telp
    PIN 52B77BDC TELP 088215334251. 085600125176 alamat kantor RUKO GALAKSI ARTERI SOEKARNO HATTA SEMARANG, LUAR KOTA SEMARANG BERKAS BISA DIKIRIM VIA EMAIL DI rooly88@gmail.com,

    BalasHapus

 
Blogger Templates