Social Icons

K3 di Industri Konstruksi

Saat ini industri konstruksi ramai banyak job, Hal itu dikarenakan Presiden Joko Widodo mempunyai program untuk membangun infrastruktur secara merata dari sabang sampai merauke, maka tidak heran saat ini sedang gencar-gencar nya ada mega proyek di setiap belahan bagian Indonesia demi terciptanya sarana prasarana publik yang baik. dan inilah konraktor-kontraktor terbaik yang merupakan perusahaan BUMN, yang saat ini lagi kebanjiran job/order untuk membangun infrastruktur.



1. Waskita Karya

Perusahaan ini mempunyai visi yang bagus terutama dalam pembangunan jalan tol. Waskita Karya dipimpin oleh M.Choliq yang tahun 2016 ini mendapatkan penghargaan sebagai CEO terbaik. Perusahaan ini mempunyai moto 'Maju Dengan Karya Bermutu'. Waskita Beton Precast, Waskita Toll Road, dan Waskita Realty adalah anak perusahaan dari Waskita Karya.


2. Wijaya Karya

Wijaya Karya merupakan kontraktor yang paling ternama, perusahaan ini bisa dibilang mbahnya kontrakotor, pokonya kondang (terkenal) banget dah. Wika beton dan Wika gedung merupakan anak usaha dari Wijaya Karya.




3. Pembangunan Perumahan (PP)


Walaupun namanya Pembangunan Perumahan (PP), tetapi perusahaan ini tidak hanya membangun rumah, tetapi juga membangun jalan tol, gedung, dan lainya. PP precast dan PP properti adalah anak perusahaan dari PT.PP.







4. Adhi Karya


Adhi Karya merupakan perusahaan jasa konstruksi dan beton precast yang tersohor, namanya sudah melalangbuana dan dikenal di tanah air karena merupakan Bumn yang mumpuni. Adhimix merupakan anak perusahaan dari Adhhi Karya.









Pada kegiatan pembangunan, banyak sekali potensi bahaya dan risiko yang mengancam tenaga kerja. Maka dari itu harus dipikirkan, direncanakan, dan diterapkan dengan maksimal mengenai aspek K3L (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Hal-hal yang terkait K3 di Industri Konstruksi adalah sebagai berikut

1. RK3K (Rencana keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi)
Saat proyek akan berlangsung biasanya ada RK3K (Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi). di dalam dokumen ini, memuat HIRADC di proyek, AMDAL, Rencana Sistem tanggap darurat, Struktir organisasi proyek, dan lain-lain.

2. Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri harus dipastikan tersedia dengan kondisi baik, dan yang paling penting harus dibagikan agar dipakai setiap saat bekerja di lapangan. Jika tidak mengenakan APD, harus diberi teguran dan sanksi, tetapi kalau sudah terlalu sering tidak memakai APD, sebaiknya pekerja diberi denda atau langsung dikeluarkan demi zero accident.


3. Patrol dan Inspeksi harian

Untuk memastikan metode yang diterapkan di pekerjaan lapangan sudah sesuai standar, dan Alat Pelindung Diri suadh dikenakan semua pekerja, maka harus dilaksanakan setiap hari safety patrol & inspeksi harian. setelah itu temuan bahaya dan perilaku tidak aman harus segera diperbaiki atau bisa juga dishare di toolbox meeting keesokan paginya. tidak lupa secara tertulis juga harus dilaporkan dari hasil inspeksi harian itu.




4. Safet Talk, Toolbox meeting, Safety Induction.

Penting sekali untuk menyelenggarakan program safety talk minimal seminggu sekali untuk seluruh pekerja untuk memberikan informasi & sharing temuan di lapangan dengan semua tenaga kerja. Selain safety talk ada juga yang namanya safety induction, hal ini ditujukkan untuk pekerja baru yang datang. jadi sebelum pekerja itu bekerja untuk pertama kalinya, harus diberikan induksi terlebih dahulu. Lain hal nya dengan Tool Box meeting, yaitu briefing pagi di lapangan dengan sekelompok pekerja di setiap titik. jadi sebelum pekerjaan dimulai, supervisor pekerjaan harus berdiskusi tentang apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan pekerjaan dikatikan dengan aspek keselamatan kerja, kesehatan, dan pencemaran lingkungan.

5. Safety Sign & Rambu-rambu


Karena hampir di setiap titik ada potensi bahaya, maka di setiap titik itu juga harus ada yang namnya safety sign, rambu-rambu ini   berfungsi sebagai informasi, himbauan, dan larangan. Jika hendak memasang safety sign, kita harus menilik standar dari dasar hukum pemasanganya. karena di situ sudah ada ketentuan mengenai bentuk, warna, dan ukuranya.
Kalau di proyek jalan tol/jalan biasa, harus ada rambu kurangi kecepatan, rambu hati-hati, rambu penyempitan jalan, dan rambu orang bekerja.


6. Pengukuran lingkungan kerja 

di Proyek banyak terdapat faktor bahaya fisika seperti kebisingan, pencahayaan, temperatur, dan getaran mekanis. maka dari itu manajemen proyek harus mempunyai alat pengukur lingkungan kerja. tak hanya itu faktor kimia juga harus diukur seperti kadar CO, SO2, NO2, O2, dll. 





7. Audit K3
Audit SMK3, atau Audit OHSAS 18001 pasti ada di setiap proyek-proyek besar, maka dokumen audit harus dipersiapkan dan penerapan K3 di lapangan juga harus dimaksimalkan. hasil dari audit adalah bendera emas jika pencapaianya lebih dari 85%, perak jika pencapaianya antara 64- 85% dan mendapat hukuman jika pencapaianya K3 kurang dari 64%. 
Setelah proses audit biasanya auditor meminta temuar mayor ataupun minor harus segera diperbaiki dan dilaporkan dalam waktu yang telah ditentukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates